Sabtu, 23 April 2011

Menyiapkan Hati, Menguatkan Hati, Membiasakan Hati

Menyiapkan hati.

Hal ini yang saat ini harus aku jalani.
Perpisahan ini memang bukan selamanya, tapi tetap saja...
Berpisah dengan seseorang yang terlanjur sudah biasa ada bersama kita bukanlah hal yang mudah. Apalagi seorang itu adalah seorang yang sangat, sangat dekat bagi kita.
sangat dekat, dan tak ada seorang pun lagi yang lebih dekat selain dirinya.

Hati yang sudah terlanjur biasa merasa nyaman bersama dengannya, kini harus mulai dibiasakan untuk merasakan kesendirian yang nanti harus dirasakan; saat dirinya sudah tak disini lagi.

Harus disiapkan, harus disiapkan, harus disiapkan. Berkali-kali kata-kata tersebut terulang di kepala ini. Berkali-kali, mensugestikan diri untuk membiasakan diri.

Apa aku yang terlalu lemah?
Apa aku yang terlalu bergantung pada keberadaannya?

Kenapa hati begitu berat untuk menyiapkan kepergiannya?
Kenapa hati ini begitu sulit untuk siap kembali ke masa sebelumnya, dimana aku juga masih bisa hidup dengan kuat pada waktu itu?
Kenapa begitu sulit untuk menahan airmata agar tak terjatuh dari pelupuk mataku ini...?

Menguatkan hati.
Hal ini yang harus kujalani, di saat ia harus berangkat, menjalani langkah selanjutnya dalam kehidupannya.
Saat itu juga, aku akan menjalani kehidupan yang baru.

Apakah akan berat nanti?
Apakah akan terasa sepi nanti?
Apapun yang akan terasa nanti, hati ini sudah harus kuat.

“Kuatlah, hal ini hanya sementara,” hal itu terus ia ucapkan padaku.
Ya, aku mengerti hal ini sepenuhnya. Aku mengerti...
Aku sudah menyuruh hati ini supaya kuat, aku sudah benar-benar berusaha...
Tapi...

Apa aku yang terlalu lemah, seperti katanya?
Apa aku yang terlalu sulit menerima kenyataan, seperti katanya?
Percayalah, aku sudah benar-benar berusaha untuk menguatkan batin ini.
Namun tetap saja airmata ini tak bisa tertahan untuk tidak jatuh dari pelupuk mataku...

Membiasakan hati.
Hal yang harus terjadi saat aku menjalani kehidupan setelah dirinya belum bisa bersamaku lagi.

Terbiasa untuk menjalani semuanya dengan kuat.
Terbiasa untuk mengatasi masalah sendiri.
Terbiasa untuk... Menjalani hari-hari tanpa dirinya.

Wah.
Membayangkannya saja, airmata ini sudah mulai menggenang.
Sebegini lemahnya kah diriku ini?

“Perasaan ini juga kurasakan... Jangan buat kita merasa saling sakit, buatlah supaya kita saling menguatkan,” begitu katanya.
Aku mengerti. Aku mengerti, kekuatanku akan jadi kekuatanmu; dan kekuatanmu akan jadi kekuatanku juga.
Berkali-kali kuyakinkan hatiku, berkali-kali...
Namun tetap saja rasa sakit itu, menyerang hati ini...
Begitu sakit, bagaikan disayat pisau yang baru diasah. Sakit sekali.

Padahal aku sudah berusaha membuat diriku siap sejak dulu.
Padahal aku sudah berusaha untuk menguatkan hati ini.
Padahal aku sudah berusaha untuk membiasakan hati ini.

Orang bilang, untuk menjadi biasa hanya masalah waktu.
Dan aku pun tahu kalau menjadi biasa itu tak bisa jadi dalam sekejap.

Misalnya, dirinya memberitahuku kalau ia harus pergi sebulan lagi. 
Apakah dalam waktu sebulan itu, aku sudah bisa terbiasa untuk melepas kepergiannya?
Apakah dalam waktu sebulan itu, aku sudah bisa berdiri tegak, hadir saat ia berangkat?
Apakah dalam waktu sebulan itu, aku sudah bisa melepasnya pergi dengan senyuman?

Jujur...
Aku tak yakin aku bisa sekuat itu.
Membayangkannya saja sudah membuat wajahku basah oleh airmata.
Sakitnya, hati ini begitu sakit...
Membayangkan saat itu tiba, hati ini sudah merasa sakit...

katakan saja aku ini lemah.
katakan saja aku ini cengeng.
katakan saja aku ini pengecut.
Aku hanya begitu sayang kepadanya hingga aku tak ingin berada jauh darinya...

Memang saat ini aku terpuruk, lemah, cengeng dan sebagainya...
Tapi biarkanlah.
Biarkanlah aku seperti ini dulu.
Biarkan aku menangis, menangis sepuasnya hingga airmata ini tak bisa keluar lagi.
Karena aku yakin, tak lama kemudian aku bisa bangkit dan jadi lebih kuat.
Aku yakin, aku bisa lebih kuat dari sekarang.
Aku yakin, aku bisa menunggumu dengan sepenuh hati.
Karena aku yakin, hanya dialah yang bisa melengkapi kehidupanku ini.
Karena aku yakin, kami akan bisa terus bersama, kami akan terus bersama nantinya...

Karena aku yakin, hanya dirinyalah ‘seseorang’ yang tepat bagiku.

Karena aku yakin, hanya dirinyalah ‘cintaku’ sampai kapanpun.

Maka dari itu...
Aku pasti, pasti, pasti...
Hatiku pasti akan jadi kuat...

22/04/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar